Hawa malam Wonosobo, tak berbeda jauh dengan hawa di dataran tinggi lainnya. Selepas adzan maghrib diserukan dengan merdu, yang dirasakan sebagian masyarakatnya hanya sepi,kelam,dingin. Tak kalah dinginnya dengan temperatur hatiku sekarang, ya? siapalagi yang akan menghangatkannya selain kamu sayang? Di malam sekelam ini, siapa yang akan menyinari jiwa rengsa ku, selain bening matamu sayang? apakah detik disaat kutulis ini kamu mengingatku sayang? Sosok yang butuh ragamu saat ini? hmm mungkin aku hanya bisa berangan akan hadirmu, dan memelukmu dengan doa hanya untuk mencari kehangatan.
Bulu roma ku bergidik, ah jangan bilang alergi dingin ku kambuh. Nah, mulai flaschback sudah. mungkin sekitar 3 bulan yang lalu, saat masih indahnya masa-masa meihat senyummu, mendengar tawamu, merasakan hangatnya sentuhanmu, aku kangen jaketmu yang saat itu membalut tubuhku saat aku sakit!
Aku kira, dengan terucap nya janji, sejoli ini akan hidup lebih baik. Ternyata aku salah, mengapa kita makin jauh? Mengapa kita makin renggang? Dan disaat kekosongan kasih itu aku teringat sosok yang lain? ah yang benar saja, kamu pilihanku! Hanya kamu yang patut nya aku bayangkan selalu! Karena kamu yang menghangatkan hatiku, melebihi orang lain. Oh iya, itu DULU
Jangan bilang keterikatan kita sebagai pasangan kekasih penyebab alasan surutnya perhatian mu, kasih sayangmu, jangan bilang! Apa mungkin ini hanya pikiranku saja, yang perlahan demi perlahan mengikis kesabaran. Entah berapa kali aku menasihatimu, tentang masalah kita berdua, yang kau balas hanya manggut manggut dan ucapan "iya aku berubah" yang sepertinya menjadi kaimat favourite mu saat dilanda masalah. Sekana kalimat tanpa nyawa hanya sebatas dibibir saja. Jam pun bergulir, kisah kembali mengalir. Kisah kita pun makin ternetralisir, namun perdebatan karena topik yang sama kembali kembali dan kembali. Sekeras kepala itukah kamu sayang? Apa perlu aku mengais-ais perhatianmu memohon dan bersujud dikakimu? Tidak perlu sepertinya.
Mantan-mantanmu sebelumnya menceritakan sejarah mereka kepadaku, sungguh bukannya aku hanya ingin memancing rasa cemburu meletup dan menimbulka perkara baru, aku hanya ingin tahu, bagaimana orang lain memperlakukanmu sayang, lebih baik dari aku pastinya. Dan aku hanya terpaku, membaca sepenggal demi sepenggal huruf yang mereka ketik, sebegitukah kamu?
Beberapa menit terakhir, belum ada yang bisa menghangatkan kerengsaan hati ini. Yang ada hanya dingin yang setia menemani. Mungkin aku harus sadar diri? Aku bukanlah sosok yang pantas dikasihani, pantas diperduli dan pantas dicintai, mungkin lama kelamaan aku akan bosan dan mati iseng sendiri dalam dingin yang tiada berhujung
Di malamnya musim penghujan, wonosobo 07102012
0 Comments:
Posting Komentar