F AngryBirds - LIVE WELL

AngryBirds

Mungkin terselip pertanyaan, mengapa hampir disetiap entri blog ku terdapat tulisan "AngryBirds" di paling bawah, hm mungkin ada yang sudah bisa menebak setelah membaca ini?


Malam itu, dimana arloji usang di lengan sang ayah menunjukkan pukul 20.01 merupakan waktu yang cukup larut untuk seorang Ayah berusia lebih dari 4 dasawarsa dengan kedua anaknya yang belum genap 15 tahun. Saat itu tanggal muda, si bungsu yang belum mencapai usia puber sedang bergelayut manja dilengan ayahnya yang cukup kekar "Yah ayo belanja yah ayo.." bujuknya maut. Si sulung tampak tak acuh dalam comfort zone yang maya. Sang ayah hanya terdiam, dan tersenyum.

10 menit kemudian, sang ayah tampak ganteng dengan kemeja jeans serta beberapa semprot parfum yang menurut kadar remaja itu berlebihan. Si bungsu yang sedaritadi memasang senyum selebar-lebar nya seakan terlalu santai karena ia tahu ia belum menanggung beban dosa. Si sulung yang tampak sedikit enggan melipat wajahnya dengan kantung mata yang menghitam "yah aku capek, jangan jauh-jauh ya udah malem" ujarnya pelan. Dan lagi sang ayah hanya tersenyum tanpa menanggapi, misterius. 

Ternyata tempat yang dituju mereka adalah pusat perbelanjaan di kota tersebut, si sulung hanya melemparkan pandangan ke kanan ke kiri tanpa niat samasekali, terpaksa menemani adiknya berbelanja keperluan sekolah dengan alasan baru saja kenaikan kelas sehingga butuh peralatan baru. Sang ayah, pergi entah lemana~

Layak perannya sekarang, ia hanya mondar mandir mengekor adiknya dari belakang. Si bungu pun tampak sangat bersemangat melihat bolpoin berbentuk boneka, bla bla bla. Dan ekspresi si sulung berubah saat pandangan mata nya singgah pada sebuah benda berwarna hitam bertulisan AngryBrids dengan hiasan sederhana. Diambilnya benda itu dengan pelan, ekspresi si sulung seperti sedang menimbang sesuatu. Beberapa kemudian, diletakkannya buku itu kedalam tas belanja. Dengan senyuman tipis, ia berjalan menuju kasir sambil mencengkram lengan adiknya.

Seminggu berlalu sejak insiden malam itu, hidup Bebri mulai berubah. Ia kini lebih sering mengisi waktu luangnya untuk mencumbui si hitamnya.

CONVERSATION

0 Comments:

Posting Komentar