Pagi yang sejuk, tanpa pancaran sinar bagaskara yang menelusuri rongga demi rongga tulang ku yang semakin keropos. Tubuhku kurang pancaran sinar, kurang curahan kehangatan. Yang kebanyakan masyarakat tau, udara Wonosobo makin mendingin diselingi pemandangan khalayak berlalu-lalang mencari kehangatan di sudut kota. Aku sendiri disini, meratap sekelilingku yang seakan semuanya tak bernyawa, hanya ditemani dingin yang semakin erat membalut tubuh kurusku. Aku bersyukur, masih ada angin yang setia menemani kegiatanku.
Ibuku bilang, sejak kecil tubuhku memang ringkih. 7 bulan kurang, metabolisme tubuhku belum mencapai maksimal. Sampai umurku hampir 14 tahun, aku sering jatuh sakit. Rumah sakit bukan hal yang lazim untuk aku tempati, konsumsi obat bertablet-tablet dalam sehari pun mungkin sudah jadi konsumsi sekunder ku. Namun segala penyakitku aku tak mau memperdulikannya, yang aku mau hanya satu. Semua orang prihatin akan alergi ku, alergi dingin. Sehingga mungkin ada sosok yang mampu merengkuh tubuhku mencari kehangatan dalam setiap peluk hangatnya.
Kelas VIIIB SPENSA : 08102012
0 Comments:
Posting Komentar