Islam memandang haram secara mutlak pernikahan antara wanita muslimah dengan pria non muslim, baik musyrik maupun ahlul kitab. Adapun keharamannya dapat kita temui pada QS: Al-Baqarah: 221 dan konsensus para ulama mengenai keharamannya.
Masjuf Zuhdi dalam buku “Masail Fiqiyyah”, menulis bahwa hikmah diharamkan pernikahan antara muslimah dengan pria non muslim adalah karena dikhawatirkan wanita Islam itu kehilangan kebebasan beragama dan menjalankan ajaran-ajaran agama suaminya, kemudian terseret kepada agama suaminya (non-Muslim). Demikian pula anak-anak yang lahir dari perkawinannya dikhawatirkan pula mereka akan mengikuti agama bapaknya, karena bapak sebagai kepala keluarga, terhadap anak-anak melebihi ibunya.
Dalam hal ini Masjfuk menambahkan, fakta-fakta sejarah menunjukkan bahwa tiada sesuatu agama dan sesuatu ideologi di muka bumi ini yang memberikan kebebasan beragama dan bersikap toleran terhadap agama/kepercayaan lain (hingga melanggar dogma tertentu dalam satu keyakinan seperti agama Islam.
sumber : http://filsafat.kompasiana.com
Bulir air mata yang sudah menggenangi pelupuk sejak tadi aku membaca artikel diatas, menyulitkan kinerja indra penglihatanku. Hawa dingin yang berhembus disela bulu roma ku turut mengubah rona wajahku. Aku hanya bisa membayangkan, bagaimana jika tulisan yang dicengkram Burung Garuda hanya bisa lapuk dimakan rayap kegirangan. Ya Tuhan, ubahlah semua ini yang telah masuk dalam kategori absurd dimatamu.
Mereka diluar sana, berjuang mati-mati an menggoreskan luka memasang wajah gembira berusaha menutupi lukanya, bahwa mereka punya kekasih yang 'beda iman'. Apa salahnya iman berbeda? Wong Tuhan hanya 1, hanya Tuhan yang berkehendak memisahkan mereka, dan Tuhan memperbolehkan bahwa mereka itu SAH untuk bersama.
Katanya HAM, Hak asasi manusia. Tapi kenapa mereka yang 'berbeda' selalu di anggap tak wajar, selalu dilirik tak benar, apa salah mereka? Toh mereka hanya mengutarakan cinta, mengekspresikan seluruh isi hati mereka. Apa gunanya HAM kalau mengungkapkan perasaan hanya kepada orang tertentu saja, dalam kutip orang SEIMAN?
Mereka merapal doa yang sama setiap malam, memohon kepada Tuhan yang sama, agar mereka bisa bersatu layaknya sejoli lainnya. Saling mencintai karena Tuhan, dan Tuhan pula yang menakdirkan mereka untuk jatuh cinta? "Ajari kami cara mencintai, layaknya pasangan biasa yang tak takut beribu cerca" ujarnya di sela doa khusyuk.
Apa Tuhan punya maksud lain Ia menciptakan manusia berbeda dan caranya menuju surga pun berbeda. Serta pasangan hidup nya kelak pun harus berbeda? Apa mungkin agama dan norma menjadi jurang menganga ditengah taman cinta yang semakin berbunga? Apa agama dan norma diciptakan sebagai badai dan petir disela rintiknya tangisan langit yang prihatin akan nasib makhluk yang ditaungi.
Ya, aku memang salah satu dari sekian wanita berjilbab yang pernah mencintai orang gereja. Apa itu salah?
Maaf bukannya hendak melawan norma yang sudah mengakar di masyarakat, toh ini hanya tulisan tangan seorang gadis SMP. Jangan dianggap serius :)
Tosari 09102012
True ! :)
BalasHapussip makasih :) join dong :)
BalasHapus