Rumor yang selalu beredar di masyarakat, selalu berputar pada poros otak mereka, berputar dan terus berputar tanpa arah. Tanpa tujuan, seakan hanya itu kegiatan nya seharian tanpa tujuan pulang hanya mencari mangsa untuk mengembangbiakkan rumor itu. Seakan tak pernah lelah, menambah dosa, menambah penghuni neraka.
Aku tak habis pikir, mengapa membicarakan kejelakan orang lain selalu menjadi makanan pencuci mulut yang nikmat, hm aku akui aku juga sering melakukannya. Tapi jika diawali dengan niat, pastinya sifat itu bisa lenyap perlahan diterbangkan angin mencari hinggapan baru.
Mari kita resapi, untuk apa Burung Garuda mencengkram tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" jika teman kita, orang disekitar kita selalu dicari kesalahannya. Merasa kah kita? Bahkan masyarakat Indonesia sendiri lebih jahanam daripada bangsa Belanda. Pantaskah predikat durjana tingkat tinggi disandangkan di dahi kita dengan warna tulisan merah putih?
Nurani ibu pertiwi zaman sekarang sudah tergores, dogma di khalayak bumi pun makin pudar. Apakah Tuhan diatas sana menangis? Sehingga bulir air mata pun jatuh ke bumi bersahutan. Apa sah ibadah kita selama ini, jika hati kita masih dipenuhi dengki dan sifat tercela? Renungkan
0 Comments:
Posting Komentar