F Kau, Hujan, Instrumental - LIVE WELL

Kau, Hujan, Instrumental

Sumber inspirasi terbesarku, KAMU. Setelah sekian lama pensiun dari kegiatan menciptakan kata-kata indah, aku pun mulai mendapatkan inspirasi kembali. Inspirasi terbesar ku yang pernah hilang diculik waktu, dan dikembalikan lagi karena aku membutuhkan. Namanya juga manusia makhluk sosial itu saling membutuhkan bukan?
Hanya melihat wajahmu, senyummu,gerik mu, ah apapun yang didapatkan indra penglihat ku tentang mu, bagai ribuan frasa indah yang sumbang aku tanpa sosokmu. Bait demi bait puisi terlontar dari otakku. Hanya karena aku sedang memikirkanmu. Apa itu termasuk keajaiban cinta? Pribadimu yang cuek tak akan pernah mau aku jadikan permasalahan, aku takut kamu pergi. Aku takut kamu diculik lagi, karena aku tak bisa memanfaatkan waktu untuk menjagamu. Aku takut hidupku tawar tanpa kalimat indah yang terlahir dari sosokmu, sayang.

--

Hujan, berani nya keroyokan. Bulirnya yang basah berserakan di tanah. Baunya yang khas, sama seperti bau mu. Apa kamu tahu, apa kaitan namamu dengan tragedi hujan?
Setiap satu per satu bulir yang turun, seakan membawa makna tiapnya. Sama sepertimu, tiap waktu yang berlalu denganmu, seakan menciptakan kenangan tersendiri di setiap tanggalnya. Aku takut, jika aku tak menghargai waktu yang diberikan semena-mena, ia akan menculikmu lagi. Aku sudah pernah bilang kan?
Kembali ke hujan, yang dingin nya hanya bisa ditaklukkan oleh hangat nya pelukmu. Pelukmu? oh ya hal yang lama sudah. Sama, jika tak ada hujan, inspirasi ku hanya bisa diam berputar pada poros otak. Tak bisa kuubah menjadi kalimat indah, satu lagi. Tanpa kamu.

--

Sebelum pergi ke dunia mimpi, aku selalu mendengarkan instrumental first love dengan volume tinggi. Karena hanya dengan suara yang keras aku bisa lebih memahami kandungan musiknya. Ah, kamu pernah menasihatiku tentang hal ini :)
Seakan setiap tuts yang ditekan, setiap nada yang tercipta mengandung berbagai makna kenangan kau dan aku. Dulu kamu kan yang mengenalkan ini? Terimakasih banyak untukmu yang disana.
Sampai detik ini pun aku mendengarkannya, yang terbesit di pikiranku adalah segera menikah. Hey, kau tau?! Aku ini masih SMP, tapi kenapa aku ingin segera berrumah tangga denganmu? Ah pikiran anak-anak. Tak usah kau resapi dalam-dalam.

Wonosobo, 031212
Sore hari hujan. Sebelum belajar PKn



CONVERSATION

3 Comments: