Seperti sore biasa, disini hujan lagi. Juga dingin hawanya. Aku ingat, biasanya ayah tertidur dalam lingkup selimut hangat. Dengan mengenakan headset, menyetel lagu-lagu favorit di kotak kecil hitam bernama blackberry itu. Apa engkau tahu ayah? Pelukan tulus dariku jauh lebih hangat. Alunan lullaby dariku mungkin, bisa menggetarkan gendang telingamu. Memberikan jembatan megah pada mimpi indahmu.
Kita pernah saling rangkul dibawah manis nya payung hijau muda, pernah menerjang derasnya hujan tanpa baju hangat, aku ingat saat itu engkau menggendongku bukan? Kamu berlari, dan aku bersembunyi dalam lingkar lenganmu. Sempat kita bersama mencium bulir hujan, dan setelah itu. Kita berdua demam.
Kapan terakhir kali kita lakukan itu? Oh iya.. 7 tahun yang lalu, saat itu aku masih menginjak kelas 0 atau TK besar. Ah! Dulu pernah aku menangis tersedu, sungguh memalukan anak sulungmu ini. Ojek langganan ibu telat menjemput, dan hari itu jarum pendek menyentuh angka 4. Temanku sudah pulang semua,
bahkan penjaga sekolah ku sudah bersiap-siap menemui istrinya di rumah. Kaget melihat anak kecil duduk di ayunan sambil menutupi sebagian besar wajah mungilnya, dia mendekat. Ku jawab apa yang pantas aku jawab, bahwa aku belum dijemput. Sesaat kemudian sosokmu terlihat berdiri di pagar, apakah kamu mencemaskanku ayah?. Aku belum paham apa yang kau perbincangkan dengan bapak penjaga sekolah, tapi yang aku tahu pasti. Saat itu air mataku masih menetes, dan pandangan ku kabur.
Di jalan kamu menggandeng tanganku erat, sambil terus membujukku agar jangan terusan merajuk. Kamu janji akan membelikan ku gulali, sampai rumah nanti. Mungkin air mataku berhenti menetes, karena kering akan perhatianmu. Tapi aku masih terisak, terus terisak. Sempat aku takut bahwa aku takkan bisa pulang ke rumah, sendirian tanpa peluk hangatmu.
Tiba-tiba gerimis datang menusuk nusuk kecil kulit kita. Kamu kelayapan ayah, bagaimana agar tidak kehujanan? Sedang kita harus menempuh jarak sekitar 1km lagi untuk pulang ke rumah. Kebetulan, pagi nya ibu sempat menitipkan payung hijau muda pada tas barbie ku. Kita berpayungan dalam ayunan langkah kakimu yang tenang, teratur. Dan selanjutnya aku lupa, karena mungkin aku tertidur dalam gendonganmu.
keren cerpen nya, keren.. :D
BalasHapusmakasih, tapi itu fakta bukan fiksi :)
BalasHapus